Sumbar - Penerapan sistem satu arah atau one way diJalur Padang- Bukitinggi, Sumatera Barat, telah diuji coba. Berdasarkan uji coba tersebut, rekayasa lalu lintas yang bakal diterapkan pada H-3 dan H+3 hari raya Idul Fitri itu dinilai efektif mengatasi kemacetan. Meski begitu, masih ada sejumlah kekurangan yang harus segera dibenahi.
Titik satu arah di Jalur Padang-Bukittinggi itu terdapat di wilayah Sicincin, Kabupaten Padang Pariaman, serta Padang Luar, Kota Bukittinggi. Sistem itu telah diuji coba pada Sabtu (8/4/2023) selama empat jam, yakni pada pukul 12.00-16.00.
Pengendara dari arah Padang menuju Bukittinggi melewati jalur satu arah dari Sicincin hingga Padang Luar. Sebaliknya, kendaraan dari arah Bukittinggi ke Padang mesti berbelok di Padang Luar lalu masuk ke Jalur Malalak dan keluar di Simpang Koto Mambang, Padang Pariaman.
Direktur Lalu Lintas Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Barat (Sumbar) Komisaris Besar Hilman Wijaya, Rabu (12/4/2023), mengatakan, hasil uji coba sistem satu arah pada Sabtu lalu cukup baik. Perjalanan dari Sicincin ke Bukittinggi menjadi lebih cepat.
”Jalur bisa terpakai tiga lajur untuk naik ke atas (dari Sicincin ke Bukittinggi). Saat satu arah, untuk kecepatan 60 km per jam dari Sicincin ke Padang Luar butuh waktu 40-45 menit. Adapun saat normal dengan sistem dua arah dan tidak macet butuh waktu 1 jam 15 menit,” kata Hilman.
Kondisi relatif sama, kata Hilman, juga terjadi pada jalur Bukitinggi-Padang via Jalur Malalak. Di Jalur Malalak memang terdapat dua titik longsor. Walaupun demikian, kedua titik itu sudah dibenahi. Sebagai antisipasi terhadap jalur rawan longsor itu, pemerintah menyediakan alat berat dan pos terpadu di sekitar lokasi.
Hilman menambahkan, memang masih ada sejumlah kekurangan saat uji coba sistem satu arah. Salah satunya adalah adanya pengendara roda dua dan roda empat yang melawan arah. Petugas kecolongan karena para pengendara itu diduga berasal dari rumah yang berada di pinggir jalan.
”Ini akan kami masifkan lagi sosialisasi. Pas hari H, kami akan lebih tegas kepada para pengguna jalan yang melawan arah,” ujar Hilman.
Kemacetan saat uji coba juga sempat terjadi di Padang Luar. Hilman menjelaskan, hal itu terjadi karena ada persilangan antara kendaraan dari arah Padang ke Bukittinggi dan kendaraan dari arah Bukittinggi ke Padang yang hendak berbelok ke Jalur Malalak.
Untuk mengatasi masalah itu, kata Hilman, petugas bakal memasang water barrier sehingga tidak ada lagi persilangan antara dua arus kendaraan. Kendaraan dari Bukittinggi langsung berbelok ke Malalak, begitu pula kendaraan dari arah Padang juga langsung belok kanan.
”Jadi, tidak ada yang masuk lurus menembus. Tidak ada pertemuan dua arus kendaraan. Kemarin sudah kami terapkan pada sisa 1 jam terakhir uji coba. Alhamdullillah itu jadi solusi atas kemacetan di Padang Luar,” ujarnya.
Terkait keluhan warga yang berada di antara Jalur Padang dan Bukittinggi yang harus memutar menuju ke Padang, Hilman mengatakan, warga bisa menyiasati hal itu dengan berangkat di luar pukul 12.00-16.00.
Jika harus berangkat pada waktu tersebut, warga dari Padang Panjang yang menuju ke Padang bisa melalui rute Tanah Datar-Solok-Padang. Begitu pula warga di Kayu Tanam, jika hendak ke Padang, bisa melalui jalur-jalur perkampungan yang bisa tembus ke Pariaman lalu ke Padang.
”Kalau tetap berkeras ke Padang pakai rute normal (tanpa sistem satu arah), akan makan waktu lebih panjang, bisa sampai 7 jam. Ini, kan, kebijakan untuk masyarakat agar lebih nyaman dan lancar saat perjalanan selama libur Lebaran daripada habis waktu di jalan,” tuturnya.